MENGAMALKAN NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA UNTUK MENGOKOHKAN HABLUM MINALLAH DAN HABLUM MINANNAS
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِن سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْنِ أَمَّا بَعْدُ ، فَيَا
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ
اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ
اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ.
Hadirin Jamaah Sholat Jum’ah
Rahimakumullah,
Melalui khutbah
jum’at pada siang hari ini, marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kita
kepada Allah Swt, yaitu dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi
semua larangan-Nya, baik kapan saja, dimana saja serta dalam kondisi
bagaimanapun juga. Selanjutnya, melalui khutbah jum’ah pada siang hari ini, akan
saya sampaikan khutbah dengan judul “Mengamalkan Nilai-Nilai Luhur Pancasila Untuk Mengokohkan Hablum
Minallah Dan Hablum Minannas”.
Hadirin Jamaah Sholat Jum’ah
Rahimakumullah,
Setiap tanggal 1 Oktober, kita bangsa Indonesia
memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Pancasila yang kita peringati hari
kesaktiannya di setiap 1 Oktober, merupakan anugerah terbesar sebagai sebuah
bangsa, yang di dalamnya terdapat titik temu nilai-nilai keberagamaan dan
kebangsaan. Nilai-nilai luhur itulah yang harus kita terapkan dalam kehidupan
kita, agar negara kita Indonesia menjadi negeri yang aman,
damai, makmur dan sentosa.
Sebagaimana Rasulullah saw. telah membangun negeri
Yatsrib yang majemuk dengan Piagam Madinah, maka para pendiri bangsa ini telah
membangun Indonesia yang juga majemuk dengan Pancasila. Para pendiri bangsa ini
telah berjuang dengan segala pengorbanan meletakkan dasar-dasar negara ini
dengan kokoh. Maka sebagai bentuk rasa syukur itu, marilah kita wujudkan
nilai-nilai Pancasila tersebut dalam kehidupan nyata, tidak sebatas slogan yang
ramai didiskusikan.
Nilai-nilai luhur Pancasila merupakan acuan bagi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai luhur yang lahir
dalam Pancasila berasal dari bangsa Indonesia, yakni nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai musyawarah, dan nilai keadilan sosial.
Hadirin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimakumullah,
Sebagai seorang muslim, kita mengenal dua tali yang
mengikat kehidupan kita, yaitu tali hablum minallah dan hablum
minannas. Kedua tali ini harus kita jaga dengan baik manakala kita ingin
meraih keselamatan di dunia dan akhirat. Kita akan meraih hidup mulia manakala
kita mampu menyeimbangkan keduanya, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah
Swt.
ضُرِبَتْ
عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ
وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ
Artinya: “Kehinaan ditimpakan
kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada
tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia...” (Q.S. Ali Imran:
112)
Ayat di atas menjelaskan tentang kehinaan dan
kenestapaan yang telah menimpa Bani Israil terdahulu akibat mereka tidak
mengindahkan kedua tali tersebut. Lalu apa makna hablum minallah itu? Para mufassir
semisal Imam at-Thabari menjelaskan bahwa hablum minallah adalah ikatan
perjanjian kita sebagai manusia dengan Allah Swt. sejak di alam ruh, yaitu
perjanjian bahwa Allah Swt. adalah Rabb (Tuhan) dan kita adalah ‘abd
(hamba). Perjanjian bahwa gerak kehidupan kita adalah manifestasi dari
penghambaan (ta’abbud) kita kepada-Nya. Ini sejalan dengan firman Allah
Swt.,
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: “Tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Q.S. adz-Dzariyat:
56)
Berdasarkan ayat di atas, seorang muslim hendaknya
dapat memahami dan menerapkan
nilai-nilai penghambaan kepada Allah Swt dan selalu menguatkan hablun
minallah-nya. Dari ayat itu pula, sebagai seorang muslim harus mentaati
aturan-aturan agama; mulai aqidah, syariah, hingga muamalah. Dan
itu semua kita niatkan sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt.
Dalam konteks Pancasila sebagai dasar negara kita,
hal itu terwadahi dalam Sila Pertama Ketuhanan Yang Mahaesa. Sila tersebut
menjadi semangat tumbuhnya negeri kita menjadi negeri yang diwarnai suasana
kehidupan beragama yang subur dan nilai-nilai agama ikut menjiwai seluruh aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari sini pula kita berharap nilai-nilai
agama semakin memberikan kontribusi nyata
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hadirin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimakumullah,
Ikatan kedua yang disebut hablum minannas
adalah perjanjian yang telah disepakati diantara sesama manusia untuk ditaati
dan dipatuhi. Hal ini sejalan dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial.
Kita tidak bisa lepas dari ikatan-ikatan sosial kemasyarakatan. Karena itu,
keshalehan seseorang tidak hanya diukur dari keshalehan individual tetapi juga
keshalehan sosial. Seseorang dikatakan selaras dengan ajaran Islam, manakala ia
mampu menyeimbangkan hablum minallah dan hablum minannas.
Sebagai warga negara, kita tidak boleh menganggap remeh
hal-hal yang terkait dengan hablun minannas. Rasulullah Saw memberikan
pesan,
لاَ
تَحْقِرَنَّ مِنَ المَعرُوفِ شيئاً وَلوْ اَنْ تَلْقَى أَخاَكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
Artinya: “Janganlah engkau
meremehkan sesuatu yang dianggap kebaikan di tengah masyarakat (al-ma’ruf),
walaupun berupa senyuman saat bertemu saudaramu.” (H.R. Muslim).
Hadis Nabi saw. di atas menegaskan kepada kita untuk
menjunjung tinggi sesuatu yang telah disepakati sebagai sebuah norma di tengah
masyarakat atau yang dikenal dengan al-ma’ruf. Jangan sekali-kali
meremehkan norma-norma umum yang berlaku di masyarakat, walaupun senyuman dan
tegur sapa di saat bertemu dalam pergaulan. Apalagi yang menyangkut kesepakatan
bersama sebuah bangsa yang diikat dalam konstitusi, jangan pernah kita
meremehkan apalagi mengingkarinya. Hal-hal yang terkait dengan hablum minannas
dalam konteks Pancasila telah tertuang dalam sila-sila selanjutnya, dari mulai
Sila Kedua tentang kemanusiaan, Sila Ketiga tentang persatuan, Sila Keempat
tentang permusyawaratan, dan Sila Kelima tentang keadilan sosial.
Hadirin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimakumullah,
Dari uraian khutbah
tersebut, marilah kita berusaha untuk mengamalkan nilai-nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat kehidupan
yang bermartabat, berperadaban, serta aman, damai,
makmur dan sentosa.
Semoga kita semua diberi umur panjang oleh Allah Swt,
sehat wal ‘afiyat, fi tha’atillah, istiqomah ibadah kita, rizki yang agung,
halal, barokah, putra-putri yang sholih dan sholihah, keluarga yang sakinah,
mawaddah wa rahmah dan dapat meninggal dunia dalam keadaan Iman,
Islam, serta khusnul khotimah dan pada gilirannya bisa dakholal jannah ma’al
ambiya’ wal mursalin wal auliya’ wasy-Syuhada’ wash-shalihin. Amiin ya
rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ،
وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلّهِ حَمْدًا
كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ
وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ
مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِيْنَ .أَمَّا
بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا
الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ
وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ
وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ.
وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيماً
اللهم صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ
العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ
وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ
وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً
وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ
Komentar
Posting Komentar