MENGUATKAN
SEMANGAT SANTRI DALAM MERAWAT NILAI-NILAI PERJUANGAN
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، يُؤْتِي
الْمُلْكَ مَنْ يَشَاءُ وَيَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ يَشَاءُ وَيُعِزُّ مَنْ
يَشَاءُ وَيُذِلُّ مَنْ يَشَاءُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ،أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُوْنِنَا سَيِّدِنَا وَ مَوْلاَنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْنِ أَمَّا بَعْدُ ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ
رَحِمَكُمُ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ
لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ
لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ
لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ.
Hadirin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimakumullah,
Melalui khutbah
jum’at pada siang hari ini, marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kita
kepada Allah Swt, yaitu dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi
semua larangan-Nya, baik kapan saja, dimana saja serta dalam kondisi
bagaimanapun juga. Selanjutnya, melalui khutbah jum’ah pada siang hari ini, akan
saya sampaikan khutbah dengan judul “Menguatkan Semangat Santri Dalam
Merawat Nilai-Nilai Perjuangan”.
Hadirin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimakumullah,
Dengan memperingati Hari Santri Nasional beberapa hari
yang lalu, tepatnya tangga 22 Oktober, kita perlu merenungi perjuangan kaum
santri, kyai dan pesantren dalam hal tafaqquh fid din dan dampaknya
dalam pembangunan sosial kemasyarakatan.
Allah Swt berfirman dalam Q.s. At-Taubah ayat 122 sebagai
berikut,
۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا
كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا
فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ
يَحْذَرُوْنَ ࣖ
Artinya: “Tidak
sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa
sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama
Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?”
Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya meriwayatkan
dari sayyidina Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa maksud dari ayat ini
ialah supaya mereka yang tidak ikut berjuang dapat memiliki fokus untuk
memperdalam ayat-ayat Al-Quran yang baru turun, atau pun ilmu-ilmu keagamaan
lainnya yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yang demikian
itu supaya para masyarakat lainnya yang pulang setelah berjuang dapat belajar
dari mereka yang mempelajari ilmu-ilmu baru tersebut lebih dulu bersama Nabi.
Misi tafaqquh fid-diin, yakni misi memperdalam
ilmu agama merupakan sesuatu yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan umat Islam sejak
masa Rasulullah SAW hingga zaman kita pada hari ini. Sejatinya
misi ini sangatlah
bertautan erat dengan misi dakwah menyebarkan ajaran Islam, sebagaimana kita
ketahui bersama dari kandungan ayat tadi.
Hadirin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimakumullah,
Umat Islam diperintahkan Allah untuk memakmurkan
bumi ini dan menciptakan kehidupan yang baik. Sedang ilmu pengetahuan adalah
sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap sarana yang diperlukan untuk
melaksanakan kewajiban, adalah wajib pula hukumnya. Dalam hal ini, para ulama
Islam telah menetapkan suatu kaidah yang berbunyi:
مَا لاَ يَتِمُّ الوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ
Artinya: ““Perkara wajib yang
tidak sempurna kecuali dengannya, maka perantara itu menjadi wajib.”
Hadirin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimakumullah,
Sejak kehadirannya, kelompok Pesantren dan Santri
mendedikasikan pengabdiannya kepada masyarakat pedesaan secara sederhana.
Pengabdian tersebut diwujudkan dalam bentuk pelayanan yang bersifat keagamaan
kepada masyarakat.
Kehadiran santri pada awalnya memang sebagai pelajar
dan penyiar agama Islam. Namun lebih jauh dari itu, kelompok santri berikhtiar
meletakkan visi dan kiprahnya dalam kerangka pengabdian sosial, yang pada
mulanya ditekankan kepada pembentukan moral keagamaan. Pada perkembangannya
peran santri dikembangkan kepada upaya pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat. Dalam konteks seperti ini, para santri pada dasarnya merupakan
pendidik yang sarat dengan nuansa reformasi sosial.
Sejalan dengan
apa yang disabdakan oleh Rasulullah Saw,
وَإِنَّ
فَضْلَ الْعَالِمِ على الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ على
سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
Artinya: “Sesungguhnya
keutamaan seorang yang berilmu dibanding ahli ibadah, seperti keutamaan bulan
di malam purnama dibanding seluruh bintang- bintang.” (HR. Abu
Dawud no.3641, Ibnu Majah no.223, dari hadits Abu Darda’ radhiyallahu
‘anhu)
Melalui hadis diatas, dapat dipahami bahwasanya keutamaan
ahli ilmu di atas ahli ibadah disebabkan ahli ibadah belum tentu kebaikannya
dapat bermanfaat bagi orang lain. Maka sudah jelas bahwa keutamaan ahli ilmu
ialah terletak pada kontribusinya dan kebermanfaatannya bagi sesama umat
manusia.
Hadirin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimakumullah,
Dalam era saat ini, di mana banyak tantangan dan
perpecahan, semakin dipentingkan menjadikan peringatan Hari Santri Nasional
sebagai momentum bagi kita untuk mengambil berbagai inspirasi positif dari
Fatwa dan Resolusi Jihad serta nilai-nilai positif yang kita bisa kita dapatkan
dari kehidupan dan masyarakat Pesantren dan Santri. Kita perlu menyadari bahwa
kita memiliki sejarah panjang perjuangan yang didasari oleh nilai-nilai luhur,
di mana ulama dan santri berdiri di garis depan, bersama-sama dengan rakyat,
berjuang demi Indonesia.
Lewat semangat jihad dan perjuangan yang diilhami
oleh ajaran-ajaran Islam, para santri telah menunjukkan bahwa Islam dihadirkan
dengan berkontribusi bagi masyarakat, bangsa, tanah air, hingga segenap umat
manusia. Tidak hanya dengan mewujudkan dan mengawal Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari semenjak kemerdekaannya hingga hari ini, bahkan kalangan Ulama
dan Santri membuktikan kontribusi Indonesia bagi tegaknya perdamaian dan
kemaslahatan kemanusiaan di seluruh dunia.
Hadirin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimakumullah,
Demikian khutbah jum’ah yang dapat kami sampaikan. Semoga
kita dapat mengambil nilai hikmah hari santri sebagai penyemangat untuk
memberikan kontribusi positif bangsa masyarakat, bangsa dan negara yang kita
cintai ini. Semoga kita dapat hidup secara aman, damai, makmur dan sentosa, hidup
bahagia sejahtera, gemah ripah loh jinawi di bumi Indonesia yang kita
cintai ini. Semoga Negara kita Indonesia benar-benar menjadi Negara yang baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafur.
Semoga kita semua diberi umur panjang oleh Allah Swt,
sehat wal ‘afiyat, fi tha’atillah, istiqomah ibadah kita, rizki yang agung,
halal, barokah, putra-putri yang sholih dan sholihah, keluarga yang sakinah,
mawaddah wa rahmah dan dapat meninggal dunia dalam keadaan Iman,
Islam, serta khusnul khotimah dan pada gilirannya bisa dakholal jannah ma’al
ambiya’ wal mursalin wal auliya’ wasy-Syuhada’ wash-shalihin. Amiin ya
rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ،
وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ
وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى،
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا
اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ
الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ،
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ
وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ
وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن، مِنْ بَلَدِنَا
هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ
Komentar
Posting Komentar